Friday, March 10, 2006

Kisah Klasik : Mac vs PC


Saya mau cerita tentang situasi terkini kantor saya (sekali-sekali boleh dong katarsis). Agar saya tidak dooced dan dipecat (semoga), saya tidak akan sebutkan perusahaan tempat saya bekerja.

Beberapa teman-teman desainer grafis di tempat saya bekerja resah. Ada wacana dari pihak manajemen untuk menggantikan platform Mac yang selama ini kami gunakan dengan PC (Windows). Salah satu pertimbangannya adalah : PC sudah menjadi platform standar di semua perusahaan sejenis tempat saya bekerja. Pertimbangan lainnya adalah agar tidak lagi terjadi kesimpang-siuran standar teknis peralatan, sehingga memudahkan untuk sentralisasi perawatan dan perencanaan upgrade peralatan di masa mendatang. Atas nama efisiensi (secara umum), jelas pertimbangan ini masuk akal.

Namun apakah efisiensi ini berlaku bagi desainer grafis yang sangat bergantung pada penguasaan alat tertentu, dalam hal ini Mac? Analoginya, seorang pelukis cat minyak yang sangat bergantung pada kualitas kuas & cat minyak Windsor & Newton diharuskan bekerja menggunakan sebuah pensil Staedler. Tentu saja kreativitas seseorang tidak akan bisa dibatasi oleh keterbatasan tools tertentu dalam menuangkan ekspresi karyanya, namun bukan itu inti permasalahannya. Permasalahannya adalah jika sebuah perusahaan memperkerjakan seorang pelukis, maka sudah seharusnya dipekerjakan sesuai dengan spesialisasi dan kekuatan skill-nya.

Dari analogi tersebut, ada pertimbangan teknis dan non-teknis yang membuat saya & beberapa teman-teman desainer grafis merasa cocok dengan Mac.
Pertimbangan teknis bisa terjabarkan secara rasional, beberapa diantaranya :
- Software Motion & FinalCut Pro (sudah menjadi 'gacoan' kami)
- Harmonisasi kerja antar software grafis (terjaganya kualitas elemen warna, font, image dll)
- Maintenance OS yang sangat mudah (maklum, kami bukan teknisi)
- dan tentu saja, sejauh pengalaman kami MacOS X sangat amat jarang bermasalah - sangat stabil walau software rakus memory jalan bersamaan (rendering 3D sambil touch-up image & preview QuickTime dengan alpha key!). It's the most stable OS in the world! Silakan baca PC Magazine & PC World. (hey.. it's PC magazine! *wink!*)
Pertimbangan non teknis, sayangnya tidak bisa terjabarkan secara rasional. Karena menyangkut kebiasaan, kepekaan rasa, ekspresi jiwa, kreativitas, easy-to-use, fun (Hei! Kerja kok fun??!!) dan seabreg alasan yang tidak compatible dengan nalar manajemen perusahaan tempat kami bekerja. Sebuah pertimbangan yang hanya bisa dijelaskan secara analogi seperti di atas.

Ya, banyak PC graphic designer out there, namun Mac adalah tools yang paling tepat bagi kami untuk berkreasi, berkarya dan memberikan yang terbaik bagi perusahaan yang - alhamdulillah - kualitas kerja kami juga tidak perlu dipertanyakan lagi. Ironisnya, sebagai kaum yang 'berbeda' di perusahaan, kebutuhan kami untuk melakukan kewajiban, tanggung jawab & tugas secara optimal tampaknya terabaikan. Apalagi dengan kondisi musim kemarau kreativitas yang sedang melanda perusahaan tempat kami bekerja.

"A tool can be used many ways. A metal sculptor can make a beautiful piece of art, an idiot can smash something with it. It's the user who decides. This is our whole companies way of doing business not just the IT department."

Useful links :
http://www.macintouch.com/macjust.html
http://www.marrathon.com/whymac.html
http://www.macgalaxy.com/pages/info/info_why_mac.html