Wednesday, December 27, 2006

Lari Plus Gadget Minus Nike+iPod


Gue pada dasarnya adalah orang yang malas berolahraga. Terutama jika harus bangun pagi untuk melakukan kegiatan lari pagi. Namun, ternyata asik juga jika dilakukan sambil mendengarkan iPod. Apalagi plus dengan GPS & Palm, sehingga gue bisa tahu kecepatan & jarak lari gue dan dicatat di Palm pakai software MySportTraining. Lewat software ini, gue bisa mengetahui progress kegiatan lari & statistik gue. Paling tidak memotivasi gue untuk tetap berolahraga secara teratur dan terus menambah jarak tempuh lari.

Teman-teman gue menertawakan kegiatan lari pagi gue, "Lo mo lari atau pamer gadget? Mau lari aja ribet amat!" Iya juga sih. Tapi kalau ngga bawa GPS, gue ngga tahu kecepatan & jarak lari gue. Kalau ngga bawa Palm, gue ngga bisa mencatat menit-per-menit kegiatan gue.

Semua keribetan itu bisa diselesaikan dengan menggunakan sport kit dari Nike & iPod - menaruh sensor di sepatu dan data wirelessly diterima di iPod nano. Cool! This is what I need! Unfortunately, sampai sekarang alat seharga US$ 29 ini belum dijual di Indonesia! Dan rata-rata info yang gue terima dari gerai Nike, mereka berencana memasukkan barang tersebut ke Indonesia tahun depan. Sohib gue yang kerja dengan Apple pun membenarkan info tersebut.

Yah sudah. Gue tunggu saja deh sampai tahun depan saat barang ini datang ke Indonesia. Untuk sementara waktu, gue terpaksa berlari sambil nggotong-nggotong gadget. Walau sempat kejadian hampir kejeblos selokan hanya karena sibuk mencatat di Palm gue.

Iseng-iseng bikin TVC Nike + iPod versi Indonesia. Video ini juga kurang lebih menggambarkan apa yang gue lakukan selama ini. Siapa tahu ada pihak Nike atau Apple tergugah hatinya untuk sesegera mungkin menjual sport kit Nike + iPod ke gue. *you wish!*



Untuk format QuickTime movie MPEG 4, download di sini! (File size = 3,6 mb).

Download QuickTime for free


Review Nike+iPod bisa lari ke blog Agus :
http://hausofagus.blogspot.com/2006/08/nikeipod-review.html

Thursday, December 21, 2006

Menyelami Motion Dive : Tokyo



Pada penghelatan besar AMI 2006 ini, team graphic tempat gue kerja diberi kesempatan untuk mencoba alat VJ : Motion Dive : Tokyo buatan Roland. Rada ketar ketir juga setelah selama ini kami mengisi giant screen (LED) di panggung menggunakan PowerBook dan software ArkaosVJ seperti pada saat acara hajatan ulang tahun perusahaan tempat kami bekerja. Maklum, jika kami melakukan kesalahan akan langsung terlihat di panggung dengan ukuran besar, ditonton secara off air & on air! Tapi yha namanya dipinjamkan untuk dicoba, sayang juga kalau kesempatan ini diabaikan.

Kami melakukan konfigurasi sebagai berikut :
- 1 modul MotionDive:Tokyo dengan PowerBook G4 ke LED pendukung
- 1 modul MotionDive:Tokyo dengan MacBook ke LED lantai
- 1 ArkaosVJ dengan PowerBook G4 ke LED utama
- 1 iMac Intel sebagai image/motion graphic processing (bahasa melayunya : buat bikin graphic dadakan instant)
- 1 video mixer EDIROL V4 untuk mengakomodir kebutuhan video/DVD player
(Lihat skema)



Cara kerja yang kami lakukan selama ini dengan ArkaosVJ, ternyata sedikit banyak berbeda saat mengoperasikan modul Motion Dive : Tokyo. Jika dengan ArkaosVJ kami tinggal assign untuk satu file movie ke satu key di keyboard, dengan Motion Dive : Tokyo hanya dibatasi 2 source (source A & B) untuk sekali performance. Kira-kira seperti pola kerja mixer DJ - source A & B saling crossover gonta ganti.


Canggung, gamang, was-was menghiasi perasaan kami saat rehearsal. Namun seiring dengan berjalannya waktu, tanpa sadar kami jadi enjoy dan having fun. Bahkan saat acara dimulai, perlahan rasa pe-de kami tumbuh. ArkaosVJ berjalan seiring bersama Motion Dive : Tokyo, dibantu dengan video switcher EDIROL V4.

EDIROL V4 Video Mixer








Sempat terjadi masalah saat Motion Dive : Tokyo crash dan quit. Alhasil : layar LED raksasa terisi gambar desktop PowerBook G4 (untung bukan foto Maria Eva) dan team grafis (termasuk gue) panik jumpalitan ngga karuan. Kemungkinan memang masalah di PowerBook G4 yang sudah harus di optimize. Setelah solved, kami menenangkan diri sejenak dan kembali bermain-main hingga acara selesai.

Interface Motion Dive : Tokyo










Dari hasil bermain kami dengan Motion Dive : Tokyo, terdapat beberapa plus minus yang bisa disimpulkan.
Plus :

  1. Sangat responsif saat assign file movie, sehingga performance permainan grafis bisa terjaga

  2. Interface dengan thumbnail browser, memudahkan navigasi untuk mengenali masing-masing file movie yang akan diassign

  3. Bisa sync dengan MIDI

  4. Kecepatan file movie bisa diatur sesuai BPM atau menggunakan source dari MIDI

  5. Text editor dengan beberapa effect text

  6. Fungsi colorize sehingga bisa mengikuti pola warna dari lighting instantly


Minus (berdasarkan pengamatan sesaat) :
  1. Tidak ada feature ganti jenis huruf untuk text editor

  2. Screen jadi black saat melakukan import file, termasuk giant screen di panggung jika tersambung

  3. Jika file terlalu besar (lebih dari 30 mb) mempengaruhi performance tampilan - patah-patah, muncul scanline - Kemungkinan besar pengaruh faktor graphic card yang digunakan

  4. Feature colorize jadi tidak efektif karena kualitas movie jadi 'hancur' seperti efek posterize

  5. Tidak ada fungsi preview sebelum tayang

  6. Untuk masuk ke giant screen (second monitor di PowerBook), gambar movie harus didrag ke luar screen komputer


Sekali lagi, kesimpulan ini berdasarkan pengamatan sesaat selama acara berlangsung. Kami memang harus ngoprek lebih mendalam lagi. Secara overall, alat ini cukup membantu dan memberi banyak kemungkinan-kemungkinan baru yang sebelumnya tidak bisa dilakukan di ArkaosVJ. Bahkan penggabungan ArkaosVJ & Motion Dive : Tokyo bisa menghasilkan sesuatu yang lebih dahsyat. Tunggu pertunjukkan kami selanjutnya di acara Tahun Baru 2007 di RCTI *ceile*



Motion Dive : Tokyo & Edirol V4
provided by Mila Music
Jl. RS Fatmawati Raya no 15 Komp Golden Plaza Blok C12A-14 Jakarta Selatan 12430
Telp 021 7656057

Monday, December 18, 2006

Journey of ex86

Jangan salah paham. ex86 di sini bukan project x86 seperti yang dilakukan orang-orang untuk menjalankan MacOS X di PC. Tapi ex atau mantan 1986, alias project iseng-iseng menjalankan Macintosh Plus buatan 1986 di MacOS X. Sekedar ingin nostalgia 20 tahun yang lalu saat gue pertama kalinya bertatap-tatapan dengan Macintosh setelah sekian lama hidup dalam rimba gelap DOS di PC.

The legendary startup screen "Welcome to Macintosh" in my MacOS X Desktop










Sebenarnya hal ini bukan hal baru, apalagi software emulator Mac classic seperti VMAC sudah ada sejak 1997. Gue baru coba-coba sekitar tahun 2000 silam setelah mendapatkan ROM Macintosh Classic. ROM ini gue dapat diam-diam di web, karena rasanya susah juga cari Macintosh Classic di sekitar kita untuk diambil ROM-nya.

Anyway, setelah mendapatkan System 6 sebagai startup system, gue install dan BEEP (bunyi khas Macintosh tua) gue langsung serasa dibawa ke alam 20 tahun lalu. Layar hitam putihnya, icon sederhananya, logo Apple hitamnya, menu barnya, trash iconnya, control panelnya. Gue ngga tahu kata-kata yang tepat buat menggambarkannya, tapi analoginya seperti orang yang biasa naik motor Honda MegaPro tiba-tiba merasakan naik motor bebek Honda 70-an. Apalagi jika memang pernah punya kenangan tersendiri dengan Honda 70-annya. Istilahnya : ada-sensasi-yang-gimana-gitu-looocchh.

The great-great-great grandfather of all computer desktop with Disk, Trash, Menubar.









The grandfather of all computer desktop with Disk, Trash, Menubar.
















"Get Info" Startup Disk System 6 besar file-nya hanya 1,4 mega dan 21 file di dalam System Folder-nya(click to enlarge)








Mbahnya "Control Panel" & multitasking semua operating system (click to enlarge)

Setelah semua jalan, gue mencoba menjalankan System & Finder versi 1, operating system orisinal yang digunakan tahun 1984. Cuma sayang gagal total. Entah mengapa, setiap Start UP selalu muncul SAD MAC dengan kode 0F000B. Mungkin masalah kompatibilitas di format disk image yang gue pakai.








The original Macintosh operating system dan nongol SAD MAC saat restart (click to enlarge)

Ada satu hal lagi yang membuat gue 'ngotot' ngoprek Macintosh jadul ini : main game King's Quest pertama! Wahai para game freak, terutama pecinta game RPG, ini lah mbah-nya game RPG. Gue masih ada disk image-nya (disk aslinya sudah jamuran) dan langsung gue coba. Cihuy! It works! Sir Graham's original journey in my QuickSilver G4!








Ladies & gentleman, Roberta Williams present you : King's Quest! (click to enlarge)

Buat sementara orang - terutama Martino temen kantor gue yang ngoprek abis project X86 - apa yang gue lakukan bener-bener dianggap kurang kerjaan. Tapi buat orang-orang yang dulu pernah mengalami jatuh cinta pandangan pertama dengan Mac di era pertengahan 80-an, journey ini bukan sekedar nostalgia. Sejarah dan masa lalu bukan hanya sekedar untuk dikenang, tapi untuk diresapi dan menjadi bekal di masa depan, masanya Leopard.

Link :
http://www.vmac.org
http://en.wikipedia.org/wiki/Mac_OS_history

Monday, December 11, 2006

Sexy Mouse from the 90's


Buat gue pribadi, mouse beige ini adalah yang terseksi di jamannya. Simple, slim, smooth, symetric, square.


Button-nya mengingatkan gue akan layar iPod, khususnya iPod nano. Di bawahnya, lingkaran bola-nya mirip jog-wheel iPod generasi pertama. Dan port ADB-nya memperkuat kesan jadul. wakakakakakak.. Mouse ini bawaannya Quadra 700, Mac pertama yang bisa gue punya dulu. Seumur-umur baru bisa pegang hardware Apple, alhasil mousenya jadi sering gue belai dan elus-elus.

Pas lagi bongkar-bongkar, nemu si cantik ini dalam kondisi bluwek berdebu. Gue bersihin pakai busa micro-fibre jadi kinclong lagi. Belum dicoba apakah masih nyala atau sudah tewas, maklum semua Mac di rumah sudah USB semua.
Iseng-iseng gue foto, sebagai bentuk apresiasi karya desain dari Apple.





http://flickr.com/photos/pinodita/sets/72157594415123824

Tuesday, December 05, 2006

The Power(points) of KeyNote

Malas belajar. Itu yang membuat gue terlambat menggunakan Apple's KeyNote setiap melakukan presentasi. Selama bertahun-tahun gue setia (gulp) menggunakan Microsoft PowerPoint. Awal mulai sering presentasi adalah saat gue jadi dosen tamu di Bina Nusantara di tahun 2002. PowerPoint jadi andalan gue. Sebenarnya 'andalan' bukan kata yang tepat, tapi hanya karena belum nemu software presentasi yang cocok saat itu. Mungkin kata yang tepat adalah 'kepepet'.

Presentasi yang gue lakukan bukan sekedar 'info delivery' tapi lebih bersifat 'persuasion'. Dan gue menggunakan file video karena seusai dengan bidang gue : komunikasi visual, audio visual, animasi & motion graphic. Pada saat dealing dengan file video, PowerPoint terasa clunky. Contohnya, file video selalu pada layer paling atas, sehingga tidak bisa gue gunakan sebagai latar belakang. Juga tidak ada transisi keluar masuk pada elemen file video.

Akhirnya gue memaksakan diri untuk mencoba ngoprek KeyNote setelah ada undangan jadi 'tukang cuap-cuap' di sebuah sesi diskusi pada acara Konfiden beberapa waktu lalu. Wah! Gue yang tadinya cuma sekedar import file PowerPoint dan merapikan ala kadarnya, jadinya malah ketagihan eksperimen sampai subuh. Gue bisa menggunakan background animasi full screen! Dan transisi keluar masuk kalimat berjalan mulus tumpang tindih dengan materi video di layer belakangnya. Feature kosmetiknya seperti pengaturan Opacity & Drop Shadow benar-benar memikat. Apalagi themes-themes KeyNote sangat kreatif, beda dengan themes PowerPoint yang sangat 'kantoran'. Dalam hati gue, "Ni die ni, software presentasi yang gue bang-get!"

Photobucket - Video and Image Hosting Photobucket - Video and Image Hosting
Animasi/video bisa menjadi background template tanpa mengganggu transisi teks (click to enlarge)

Seterlambat-lambatnya gue pakai KeyNote, masih untung pada saat gue dipercaya untuk 'cuap-cuap' pada acara Training id-Mac di iBox tanggal 2 Desember 2006 kemarin, gue sudah cukup mahir menggunakan KeyNote. Jadi, ngga malu-maluin banget lah. :D

Jadi ngga sabar mau pakai KeyNote 3.

Friday, December 01, 2006

x86 Switcher

Martino dan x86-nya. Lampu biru di jeroan CPU-nya ngga nahan, Tin.




Fenomena Windows user yang switch ke Mac sudah biasa dan umum. Tapi di kantor gue ada fenomena lain lagi yang bertujuan nge-switch Mac user. Bukan membuat orang switch ke Windows, tapi switch ke x86 platform. Apa tuh istilahnya? Switch the switcher? Switch Mac User to 'Mac' (with quotes)? Switch Mac User to Crippled Mac? *muahahahahahahaha*

Oknumnya adalah Martino dan Yoswar. Mereka terus mempertanyakan kepada para Mac User : "Dengan duit 10 juta, lo lebih milih beli iMac intel atau platform x86?" Propaganda ini cukup membuat beberapa Mac User bergeming, terutama bagi yang lagi butuh Mac baru tapi dompet isinya cuma bon utang. Beberapa orang (termasuk gue) terus terang saja cukup tergoda. Apalagi lagi musim-musimnya harga Mac yang cepet turun. Salah satunya adalah teman kantor gue juga yang baru beli iMac intel - belum sebulan sudah muncul iMac Core 2 Duo dengan harga tidak berselisih jauh. "Tau gitu mending gue ke mangdu beli platform x86 dan customized" rintih salah seorang teman.

Yes it's relatively cheap. It's custom-able. Tapi hati gue masih belum sepenuhnya ingin langsung menggantikan QuickSilver G4 gue. Gue lagi ngga ingin terlalu 'ngoprek'. Namanya juga 'crippled', pasti ada satu titik masalah kompatibilas hardware. Apalagi si Martino nemu kasus - yang saat ini - belum terselesaikan : x86-nya setiap bangun dari Sleep-nya langsung minta restart. *muahahahahahahaha*

Let's face it, Martino. Seperti yang kita obrolin di kantin, kalian semua para peng-oprek x86 sedang dimanfaatkan Apple. Daripada mereka (baca : Apple) bikin divisi khusus untuk melakukan observasi & eksperimen, mending diserahkan saja hasilnya pada kalian. Soon, begitu terlihat hasilnya - bahwa OS X bisa sepenuhnya jalan sempurna di non-Apple hardware - Apple akan langsung memutuskan membeli right hasil oprekan kalian dan menyatakan bahwa kegiatan ngoprek x86 adalah ilegal.
*muahahahahahahahaha*

Kantin yuuukkk...

Keluarga ng-Gadget


3 anggota keluarga melakukan kegiatan dengan gadget-nya masing-masing (yang satu masih bayi 2 bulan cuma bisa bobok di dalam gendongan ibunya) : Dita sibuk browsing wi-fi di foodcourt PIM 2 dengan PowerBook G4 12", Arwen (2 tahun) sibuk nonton video kartun di Sony Clie UX50 dan gue sibuk mendokumentasikan mereka dengan kamera Nikon P1.


Salah seorang pengunjung bertanya ke gue, "Apple apa tuh kecil banget, mas?" sambil nunjuk ke Sony Clie yang ditempelin stiker Apple. Sambil mesem-mesem gue bilang, "Oh itu 'baby PowerBook' buat hiburan anak saya."

Sunday, October 29, 2006

Alive and Kickin' and Shufflin'

iPod Shuffle gue kembali hidup setelah 7 bulan mati suri. Thanks to little utility from Apple called iPod Shuffle Reset Utility.


Seperti iPod Shuffle-ers sial lainnya, iPod gue 'tewas' dengan symptom lampu kedip-kedip oranye & hijau. Tidak muncul di desktop, tidak muncul di iTunes dan lebih parah : tidak bisa direstore dengan iPod updater. Bahkan sudah dicoba dengan diformat ulang menggunakan software flash memory utility di Windows, tetap iPod Shuffle gue koma tidak bernafas.

A little bit late for Apple. Padahal kasus ini sudah muncul di forum-forum di web sejak tahun lalu. Entah apa yang membuat Apple akhirnya bermurah hati menciptakan utility ini. Yang jelas, ini membuat para iPod Shuffle-ers di dunia - termasuk gue - menari-nari jejingkrakan kegirangan.

Friday, October 20, 2006

Mainan Baru



Clie PEG UX50 ini sebenarnya ngga bisa dibilang mainan baru, karena produk ini dilahirkan tahun 2003 silam. Tapi memang dari dulu sudah ngebet pengen punya (harga baru sekitar Rp 6 jutaan) begitu ada yang mau jual second, langsung disabet. Di jaman itu, sebuah PDA dengan feature WiFi, BlueTooth, camera (photo & video), memory card adalah PDA mewah dan canggih. Kecanggihannya pun masih terasa hingga kini, saat PDA PalmOS sendiri belum ada perkembangan berarti.

Hal pertama yang dilakukan adalah menciptakan hubungan yang harmonis dengan Mac gue, dari segi koneksi WiFi, BlueTooth, sinkronisasi dengan iSync (menggunakan MissingSync). Internet sharing pun berjalan mulus - walau agak terbata-bata - melakukan browsing dengan aplikasi NetFront dan cek imel dengan aplikasi ClieMail.

Setelah itu, menciptakan hubungan harmonis, sexy dan mesra dengan bentuk foto : Si Clie bersanding dengan PowerBook G4. Hasil foto session bisa dilihat di sini :
http://flickr.com/photos/pinodita/sets/72157594333947783/

Thursday, October 12, 2006

Earphone iPod 30.000 perak



Ketemu lagi pernik iPod murah meriah, earphone putih iPod seharga Rp 30.000. Packagingnya terdiri dari 3 warna : hijau, hitam, biru. Walau packaging depan bergambar iPod Shuffle, tapi di belakang tertera teks : for iPod nano dengan sebuah gambar iPod nano putih. Pada packaging tertera logo Apple dan teks iPod dengan finishing cetak glitter. Dooh.. mendadak dangdut bang-get gitu loh.



Lumayan murah meriah. Secara bentuk, persis dengan orisinalnya, tapi soal suara cempreng abis! Bikin kuping sakit dan mendengung. Jack-nya sendiri secara keseluruhan menggunakan materi metal (aluminium?), bukan terbungkus plastik putih seperti orisinalnya.

Earphone ini mungkin bisa jadi solusi jitu, jika kebetulan kita menghilangkan atau merusakkan earphone iPod punya teman. Lumayaaann.. dari pada ganti yang orisinal seharga 200 - 300 ribuan. *evil laugh*

Lokasi : toko elektronik Progress, Bintaro Plaza (12 Oktober 2006)

Saturday, October 07, 2006

Memperkosa Neng Sekretaris

Dulu waktu pertama punya iBook clamshell, gue berhasrat banget pengen bongkar. Penasaran pengen tahu seperti apa isi perutnya, gimana penataan komponen di dalamnya & terutama pengen tahu step by step gimana cara ganti hard disk. Ternyata, setelah mendapatkan berbagai info di web seperti http://www.ifixit.com/Guide/Mac/iBook-G3-Clamshell/ , sangat amat ribet dan susah untuk membongkarnya. Untuk copot harddisk saja harus mencopot dulu modul LCD monitornya. Gue nyerah dan mengurungkan niat. Males aja gitcu.

Photobucket - Video and Image Hosting

Baru-baru ini si Acho minta tolong gue, OS 9 di clamshellnya ngadat. Clamshell yang sebelumnya dipakai oleh sekretarisnya itu, terpaksa harus dicopot HD nya - sudah tidak mungkin repair via CD/DVD karena ada masalah di driver CD/DVD traynya. Ini dia kesempatan memperkosa si clamshell alias Neng Sekretaris! I'm no official technical expert bersertifikat berijazah dari Apple. Gue cuma awam biasa yang penasaran pengen coba-coba.

Photobucket - Video and Image Hosting Photobucket - Video and Image Hosting Photobucket - Video and Image Hosting
Photobucket - Video and Image Hosting Photobucket - Video and Image Hosting Photobucket - Video and Image Hosting

Gue membagi tahap-tahap besar pembedahan dalam proses pengangkatan HD si neng sekretaris, yaitu :
1. Casing atas yang terdiri dari 5 sekrup Torx bintang 6
2. Shield aluminium tempat airport & sekitarnya.
3. CD Drive
4. Modul modem
5. LCD display (toughtest part!)
6. Shield aluminium yang menutup harddisk, prosesor & motherboard
7. Akhirnya, harddisk.

Total ada sekitar 26 sekrup. Wuih, bener-bener nih neng Sekretaris. Hingga postingan ini dipublish, gue masih belum mengembalikan bagian-bagian tubuhnya menjadi utuh kembali. Karena gue baru nyadar, bagian terberat bukan saat 'memperkosa'nya (membongkar), tapi justru saat 'mempertanggung jawabkan perbuatan' alias mengembalikan ke bentuk asal. Huahahahahah. Dasar tangan gratilan, kata bini gue :D

Related linkz :
http://www.sterpin.net/uk/dossiersuk.htm

Wednesday, October 04, 2006

Blogging dari Clie

Seems norak, tapi cihuy! Gue bisa blogging dari Clie pakai WiFi! Maksudnya, bukan di cafe berwifi tapi di kamar kerja sempit gue di rumah. Pakai Internet Sharing dari QuickSilver G4. Software blog-nya pakai Vagablog.

Thursday, September 28, 2006

Say It with Apple Style

Temen-temen kantor gue lagi demen bikin kaos "protes" tentang situasi & kondisi kerja kantor yang tidak menentu. Kadang deadline berubah, kadang sudah direncanakan tahu-tahu ngga jadi, kadang bener kadang salah. Yha pokoke setipe lah rata-rata situasi kerja dimana pun anda berada.



Dari beberapa desain kaos, gue mencoba bikin dengan cara Apple : style nya, campaign nya, grafis nya. Salah satunya seperti yang ada di sini : (Work)Life is Random. Mengambil identitas visual & kampanye iklan iPod Shuffle : Life is Random, kayaknya cocok sama kondisi kerja seperti yang gue sebut di atas. Di bawahnya nama produk nya diplesetin jadi : iWork Shuffle (aslinya iPod Shuffle).



Desain lainnya adalah kaos dengan kata-kata : "I'd rather be in Infinite Loop, Cupertino, California" dengan logo rainbow Apple. Kesannya sudah bosen dengan tempat kerja yang sekarang, mending ngacir kerja di Apple. Wakakaka.. padahal mah kayak keluar dari mulut harimau masuk pantat buaya.

Sejauh ini, komen dari karyawan lain cukup positif dan merasa jiwa mereka terwakili dengan message di kaos tersebut. Dampaknya, kaos yang tadinya dibuat terbatas (cuma 5 kaos) akhirnya jadi mass production. Ngga pa pa deh, yang penting semua karyawan bisa curhat dengan gaya Apple.

Sunday, September 10, 2006

MacLighter


Ngga tahan bikin komik sarkas gara-gara berita tentang MacBook 'terbakar' seperti di sini :
http://www.gizmodo.com/gadgets/laptops/macbook-joins-the-club-of-igniting-laptops-199368.php

Diiringi lantunan suara Jim Morrison, "Come on baby light my fire... try to set the night on fire... yeaahh.."

Tuesday, August 29, 2006

Behind the Screen RCTI 17



Seperti sebelum-sebelumnya, Mac selalu hadir dibelakang layar acara RCTI, terutama saat HUT RCTI seperti yang pernah gue posting di blog ini. Kali ini 7 Mac dikerahkan saat acara ulang tahun RCTI ke 17 kemarin di Istora. 5 PowerBook sebagai suplai grafik (VJ) untuk LED screen di panggung & 2 desktop (iMac & G5) sebagai 'server' dan membuat materi grafis. Software VJ-nya pakai Arkaos VJ - cara kerjanya dengan assign masing-masing key di keyboard dengan file-file QuickTime yang berukuran 320 pixel x 240 pixel dengan codec MPEG4. Jadi, saat kita tekan huruf "Q" misalnya, maka file movie-nya akan muncul di layar, tekan huruf "W" muncul file movie lainnya, demikian seterusnya. Sehingga pada saat performance, grafik di LED screen akan berubah-ubah sesuai kebutuhan lagu (tempo, beat, lyric dll).

Btw, dari 7 Mac tersebut 4 diantaranya milik pribadi : 3 PowerBook dan 1 iMac baru punya Eman. Secara tampilan di TV atraksi grafis dari PowerBook tersebut tidak terlalu tercover kamera dengan baik, sehingga hanya bisa terasa hebohnya oleh penonton di Istora (digabung dengan permainan tata lampu yang bersinergi dengan warna & tampilan grafis).



Emang kayanya kalo kerja beginian pake Mac kerasa lebih 'sreg'. Istilah kate : Working with Style :DDD

Sunday, August 06, 2006

Sampah Barang-barang Apple & Mac


(click to enlarge)

Akibat gue ngoprek-ngoprek kardus di gudang cari stiker logo sixcolors Apple gue, maka berjumpalah gue dengan berbagai 'sampah' koleksi barang-barang berbau Apple & Mac yang gue kumpulin bertahun-tahun. Dari tumpukan barang-barang tersebut, gue kumpulin yang terfavorit seperti terlihat di foto atas. Gue coba jelaskan satu persatu tentang sampah-sampah tersebut :



  1. Majalah BusinessWeek terbitan yang membahas debut iPod mini - Februari 2004

  2. Majalah Fortune yang membahas kepiawaian Steve Jobs menyelamatkan Apple dari jurang keterpurukan dengan strategi baru : MacOS X - Januari 2000

  3. Majalah BusinessWeek dengan cover story tentang Apple yang lagi terpuruk & sekarat - Februari 1996

  4. Map produk Apple dari Singapura saat launching G4, Titanium & iMac baru di tahun 2001

  5. Majalah Fortune yang membahas kesehatan perusahaan Apple dan peluncuran MacOS Tiger - Februari 2005 "Our DNA Hasn't Changed"

  6. Brosur peluncuran MacOS 8.5 - Remember the famous Sherlock?

  7. Macintosh Buyer's Guide 1985 (sampah tertua!) - Gue sudah kadung ngefans dengan Macintosh gara-gara sodara gue pulang dari Amrik bawak Mac 512k di tahun 1985. Karena tahu ngga bakal bisa beliin Mac yang sama, bokap gue pas pulang dari Jepun bawa oleh-oleh 'Mac Buyer's Guide' yang dibeli di Rubino Bandara Soekarno-Hatta.

  8. Apple Guide to Desktop Publishing - Summer 1989 - awal-awal kelahiran DTP di akhir 80-an dengan software-software jawara : MacPaint, PixelPaint, Studio/8, SuperPaint, Aldus Freehand, Adobe Illustrator 88, MacDraw, Canvas, PageMaker, QuarkXPress, ReadySetGo, Aldus Persuasion, MM Director, HyperCard etc. Dari beberapa software tersebut, mana yang sudah almarhum ya?

  9. Brosur produk MacClassic, MacSE/30, MacPortable, Mac LC, Mac II si, Mac II ci, Mac II fx (nyomot di jl. Dayang Sumbi, Bandung tahun 1990 :D) - tercanggih saat itu adalah Mac IIfx dengan spec dasyat : clock speed 40 mHz, RAM 4 mb expandable to 32 mb, 6 NuBus slots, HD 80 mb/160 mb, Processor Direct Slot. Cuma kaum borjuis saja yang mampu beli saat itu : US$ 9,800. Wakakakakakak.. the latest QuadCore G5 aja ngga sampe segitu harganya.

  10. Apple Product Guide - Agustus 1995

  11. Brosur PowerBook 170 - specs : 25 mHz, RAM 4 mb (expandable to 8 mb), HD 40 mb, 10 inch LCD Display (black & white!)

  12. Brosur PowerBook Titanium G4 - ultrafast ultrathin ultralight


Ini belum termasuk koleksi majalah-majalah tua berdebu MacWorld, MacUser, MacWeek & MacAddict. Dita, istri gue, sudah memberikan wacana untuk dikiloin saja dari pada menuh-menuhin gudang. Tapi gue bilang, 10 - 20 tahun lagi siapa tahu bisa jadi kolektor item. Lumayan buat biaya kuliah anak gue si Arwen... wakakakakakakak

Dan.. btw.. gue masih belum nemu juga tuh stiker gue tahuh mana :P

Sunday, June 04, 2006

Apple (unofficial) Merchandising

Thanks to iPod, Apple kini makin ngetop. iPod sendiri saking ngetopnya sampai terjadi evolusi brand dari nama produk menjadi nama jenis barang (lihat di tulisan gue sebelumnya). Kini logo Apple gampang ditemukan di berbagai bentuk merchandising di Indonesia. Logo Apple terpampang di topi, kaos, tas, badge dan pernik-pernik lainnya yang tentu saja bukan official merchandising items. Beberapa waktu lalu, gue sempet lihat di toko pernak pernik dan terpampang topi caps dengan logo Apple (sayang gue ngga bawa kamera) berdampingan dengan logo-logo produk lain yang sudah lebih dulu ngetop seperti Reebook, Nike, BMW, Porsche dan lainnya.



Kemarin, teman gue baru pulang belanja di Taman Puring bawa oleh-oleh berupa pernik berlogo Apple. Pernik seharga 10.000 perak ini berfungsi sebagai gantungan ID card. Desainnya sendiri cukup rapi dan ngga terlalu norak. Logo Apple terdesain cukup simple, mengingatkan pada sepatu Apple gue :D

Hayo siapa lagi yang bisa nemuin barang-barang Apple yang tidak resmi?