Monday, February 07, 2005

Kuda poni Apple bernama Mac Mini

Ketika Mac Mini dilaunch pertama kali di MWSF Januari lalu - dan kemudian mejeng di website www.apple.com - yang paling menghipnotis adalah harganya yang cuma 3 digit - pun di bawah US$ 500 (US$ 499 tepatnya). Ajegile murah banget! Si Mini seperti memanggil-manggil "Buy Me Buy Me!" Jujur saja, gue langsung pengen beli karena kalap. Jika gue lagi tajir (dan barang sudah tersedia di tokonya Bibin atau Wasabi atau Oktagon) pasti langsung digondol pulang. Droll worthy!
Untungnya gue lagi kere. Dan hasrat untuk memilikinya mulai berkurang sedikit demi sedikit dari hari ke hari. Apalagi di website sudah banyak yang memberi review, dari sisi positif dan negatifnya. It's a cute machine that's for sure. Tapi, buat hardcore user kaya gue yang banyak berkutat di pekerjaan grafis dan animasi, sepertinya hanya akan membuat si Mini meleleh dan mabok.
Hal serupa pernah terjadi pada saat Apple meluncurkan iMac translucent-nya. Huaaaa... rasanya pengeeenn banget punya. Lalu muncul lagi iMac sunflower yang ginuk-ginuk. Lalu iMac G5. Namun keinginan tersebut selalu dihadang pada kebutuhan gue yang sebenarnya pada Macintosh "kuda arab" macam PowerBook atau PowerMac. Realistis saja, gue tidak butuh "kuda poni"-nya Apple. Gue tidak butuh Mac Mini! (walau teteup pengen punya.. huehehehe).
Sebenarnya ngapain sih Apple membuat keluarga "kuda poni" pada jajaran Macintosh mereka? Marketing strategy. Kalau dilihat apa yang ditulis Paul Nixon (www.nixlog.com/apple), Apple butuh produk yang memasyarakat (Huh! Sudah mulai realistis ya? It's about time!) dengan harga terjangkau. Diawali dengan mp3 player iPod kemudian Mac Mini. Well, it's not the computer for the rest of us (yang beberapa diantaranya butuh "kuda arab"). Mac Mini adalah bagian dari kampanye Switching-nya Apple. Diharapkan, PC users mulai ter-iPod-isasi. Lalu sedikit demi sedikit tergoda masuk dalam faham MacOS. Untuk itulah Mac Mini hadir. PC users diberi kesempatan untuk test drive' dunia MacOS tanpa harus mengeluarkan uang banyak. Just drag your Intel away and put Mac Mini with your current monitor, keyboard & mice. Kira-kira begitu.
Syukur alhamdulillah, sampai sekarang gue ngga akan tergoda dengan senyuman manis dan manja si kuda poni, Mac Mini. Dengan harga kira-kira 9 - 10 juta Mac Mini (+ PC monitor + PC keyboard + PC mouse + RAM 1 Gb), mending gue beli kuda arab PowerMac G4 macam QuickSilver 800 mHz dengan graphic card lebih baik, VRAM lebih tinggi dan RAM lebih tinggi. Bisa upgrade pula. Cukup realistis kan?

2 comments:

Pinot W. Ichwandardi said...

Gue baru tahu kalo mak erot bisa terima upgrade Macintosh. Jangan-jangan dia anggota milis id-mac. :)P

Anonymous said...

not, bisa dilihat beda boss kalo elo pake Mac Mini sebagai desktop station dengan "akal-akalan clustering", kalo gue kerja dengan 800 Mhz, Single, OpenGL graphics card masih rada primitif .. nangis, iya .. kita tahu lah .. most Motion Graphics'ers waktunya lebih intensif berkutat di "preparing" all layers, files, compositing, mapping, modeling, whatever ... tapi kalo udah waktunya nge-render, udah rada tenang karena punya sparetime buat meremin mata alias istirahahahat .. :) so, biarin tu nyang namanya Processor "compute" semua hasil arransemen kita yang cukup capek mempersiapkannya (kalo emang capek lho ya, kekekeke) .. nah, ngakalin Mac Mini buat "compute" doang, gue rasa murah meriah .. :)

si Kemal