Gue pernah punya kasus dengan colokan yoyo adaptor punya PowerBook G3 Pismo gue. Terutama pada bagian sambungan adapter plug-nya (ujung yang 'nyolok' ke power PowerBook/iBook). Sambungannya sedemikian ringkih sehingga mudah putus karena terpelintir. Apalagi sudah memasuki tahun 2007, umur adaptor tersebut jadi makin renta dan gampang sakit-sakitan.
Tahun 2004 lalu gue pernah posting iseng-iseng dalam bentuk PDF : cara ngakalin sambungan adapter plug yang putus. Bagi yang membutuhkan bisa download file PDF nya di sini :
http://homepage.mac.com/pinot/FileSharing1.html
Wednesday, January 31, 2007
Sunday, January 21, 2007
Akhirnya Lari Plus!
Gue yang pemalas ini akhirnya bisa makin giat bangun pagi & berolahraga. Tujuan utamanya tentu saja biar sehat, namun tujuan utama yang kedua (maksa!) adalah mencoba mainan baru : Nike + iPod. Thanks to Dirgayuza yang bela-belain bawa dari Ozzie - yang kayanya iba lihat video gue :DDD
Gue tidak akan mereview secara detail tentang barang ini, toh sudah banyak review yang lebih canggih di luar sana - mengingat barang ini sudah dijual di pasaran sejak pertengahan tahun lalu. Dan dari lokal, saudara Agus sudah terlebih dahulu mencicip barang ini dan me-reviewnya. Gue hanya ingin bercerita sisi lain tentang Nike + iPod ini.
Begitu Nike + iPod di tangan, gue sudah merencanakan beberapa trik untuk mengakali bagaimana agar sensor ini bisa bekerja di sepatu non Nike. Daripada gue maksain beli Nike Airmax 180+ seharga 1 jutaan, mending Adidas butut gue yang dioptimalkan. Berbekal tutorial untuk nge-hack sensor Nike + ini, gue sudah menyiapkan barang-barang yang diperlukan. Singkat kata, Adidas butut gue ada sensor Nike + inside.
Adidas +, sepatu resmi +, sepatu casual +, sandal cantik +, sandal busuk +
Dan dengan bantuan 'velcro' fastener, gue bisa pasang sensor ini di semua alas kaki, seperti sandal jepit busuk gue. Kebetulan gue ditugasi Dita untuk beli beras dan warung-nya rada jauh. Sekalian deh test-drive untuk kegiatan jalan jauh. Toh jalan kaki jarak jauh sebenarnya juga dianggap olahraga, kan?
Untuk kegiatan lari, konsentrasi irama lari & pernafasan gue sempat terpecah untuk terus memperhatikan layar iPod nano gue. Gue penasaran dengan tingkat ke-presisi-an dari informasi pace, distance & waktu yang gue lakukan. Hasilnya cukup memuaskan setelah dibandingkan dengan informasi dari GPS device (gue masih nenteng gadget satu ini - sekedar buat perbandingan saja). Dan akibatnya, lari gue jadi agak dipaksakan walau sedikit terasa lelah karena termotivasi suara feedback merdu dari iPod nano gue yang rajin memberi laporan jarak tempuh. Seperti disemangati oleh kaki gue sendiri.
Dengan bandwith 'butut', gue rada ngga sreg dengan web application Nikeplus. Jika untuk menjalin network tantangan dengan berbagai pelari seluruh dunia, web application ini sangat menyenangkan & memberi motivasi untuk menjadi yang terbaik. Namun jika hanya ingin melihat progress report kegiatan lari, kok yha mesti online. Untuk offline, preview di iTunes hanya tersedia info ala kadarnya, yang sebenarnya bisa cukup dilihat di layar iPod nano gue. Ada satu software yang jadi unggulan gue : TrailRunner. It's great! And best of all, it's free! Silakan baca review gue.
Sekali lagi, terima kasih kepada Yuza. Terima kasih sudah membuat kaki gue bolak-balik mengajak olahraga tiap pagi.
Run to these links :
metacomment.com/blog/2007/01/06/diy-nike-plus-hack/
www.engadget.com/2006/07/17/nike-ipod-works-with-any-shoe-the-99-cent-diy-shoe-mod/
Gue tidak akan mereview secara detail tentang barang ini, toh sudah banyak review yang lebih canggih di luar sana - mengingat barang ini sudah dijual di pasaran sejak pertengahan tahun lalu. Dan dari lokal, saudara Agus sudah terlebih dahulu mencicip barang ini dan me-reviewnya. Gue hanya ingin bercerita sisi lain tentang Nike + iPod ini.
Begitu Nike + iPod di tangan, gue sudah merencanakan beberapa trik untuk mengakali bagaimana agar sensor ini bisa bekerja di sepatu non Nike. Daripada gue maksain beli Nike Airmax 180+ seharga 1 jutaan, mending Adidas butut gue yang dioptimalkan. Berbekal tutorial untuk nge-hack sensor Nike + ini, gue sudah menyiapkan barang-barang yang diperlukan. Singkat kata, Adidas butut gue ada sensor Nike + inside.
Adidas +, sepatu resmi +, sepatu casual +, sandal cantik +, sandal busuk +
Dan dengan bantuan 'velcro' fastener, gue bisa pasang sensor ini di semua alas kaki, seperti sandal jepit busuk gue. Kebetulan gue ditugasi Dita untuk beli beras dan warung-nya rada jauh. Sekalian deh test-drive untuk kegiatan jalan jauh. Toh jalan kaki jarak jauh sebenarnya juga dianggap olahraga, kan?
Untuk kegiatan lari, konsentrasi irama lari & pernafasan gue sempat terpecah untuk terus memperhatikan layar iPod nano gue. Gue penasaran dengan tingkat ke-presisi-an dari informasi pace, distance & waktu yang gue lakukan. Hasilnya cukup memuaskan setelah dibandingkan dengan informasi dari GPS device (gue masih nenteng gadget satu ini - sekedar buat perbandingan saja). Dan akibatnya, lari gue jadi agak dipaksakan walau sedikit terasa lelah karena termotivasi suara feedback merdu dari iPod nano gue yang rajin memberi laporan jarak tempuh. Seperti disemangati oleh kaki gue sendiri.
Dengan bandwith 'butut', gue rada ngga sreg dengan web application Nikeplus. Jika untuk menjalin network tantangan dengan berbagai pelari seluruh dunia, web application ini sangat menyenangkan & memberi motivasi untuk menjadi yang terbaik. Namun jika hanya ingin melihat progress report kegiatan lari, kok yha mesti online. Untuk offline, preview di iTunes hanya tersedia info ala kadarnya, yang sebenarnya bisa cukup dilihat di layar iPod nano gue. Ada satu software yang jadi unggulan gue : TrailRunner. It's great! And best of all, it's free! Silakan baca review gue.
Sekali lagi, terima kasih kepada Yuza. Terima kasih sudah membuat kaki gue bolak-balik mengajak olahraga tiap pagi.
Run to these links :
metacomment.com/blog/2007/01/06/diy-nike-plus-hack/
www.engadget.com/2006/07/17/nike-ipod-works-with-any-shoe-the-99-cent-diy-shoe-mod/
TrailRunner Review
Semalas-malasnya, gue tetap perlu tahu rencana & progress kegiatan olahraga lari gue. Semua kudu tercatat dan terkontrol supaya gue tahu kapan berat badan gue yang membengkak ini bisa turun (padahal menu favorit nasi goreng kambing!!) dan badan sehat bisa buat nglembur-nglembur lagi. Gue membutuhkan sebuah software yang berfungsi sebagai database dan progress report untuk kegiatan olahraga lari gue. Web application punya NikePlus sudah cukup baik, namun alangkah baiknya jika ada software alternatif - yang tidak perlu online.
Click to enlarge
Pilihan gue jatuh pada Mac-only software : TrailRunner. Software gratisan ini cukup advance dan bisa menjadi partner Nike + iPod. Selain memiliki feature import data kegiatan lari yang tercatat di iPod nano, software ini juga bisa import data track & waypoint dari GPS - dengan catatan, saat olahraga lari harus menenteng GPS device. TrailRunner tidak membatasi jenis GPS device khusus seperti Garmin ForeRunner 201 tapi segala device seperti Garmin eTrex Summit gue. Dengan berbekal USB to serial cable, data dari GPS device bisa langsung terolah di TrailRunner.
Feature lainnya adalah import gambar peta. Gue ambil gambar peta komplek rumah gue dari Cybermap CBN.net.id dan dikalibrasi dengan 2 waypoint. Setelah terkalibrasi, gambar peta bisa digunakan untuk memperhitungkan jarak tempuh dan merancang rute-rute sesuai kebutuhan. Selain itu, TrailRunner bisa mengambil gambar-gambar peta dari jasa penyedia online WMS (world mapping services). Bahkan jika perlu mengambil dari gambar satelit Google Earth atau Flash Earth.
Click to enlarge
Setelah gue merancang rute & melihat report kegiatan, gue bisa mem-publikasikan report ini dalam bentuk blog. Bisa melalui FTP dan *cihuy* .Mac! Contohnya bisa dilihat di sini.
Selain mem-publikasikan ke blog, report & rute bisa gue export ke iPod - dengan menggunakan feature NanoMaps. Lewat iTunes, TrailRunner akan generate gambar berseri dari peta & rute yang dirancang ke iPod nano, sehingga pada saat gue lari nanti, gue bisa tetap pada jalur dan rute yang ditentukan dengan melihat layar iPod nano (menu Photos>Photo Library). Selain itu juge bisa lewat informasi text dengan membuka menu Extras>Notes>TrailRunner.
Gambar berseri NanoMap di layar iPod nano
Secara umum, buat gue pribadi software ini keren abis. Gue mendapatkan kesenangan baru dalam melakukan kegiatan berolahraga. Jika saat gue lari didukung oleh sensor Nike & iPod nano, setelah selesai gue bisa melihat catatan kegiatan dengan cara yang keren dan kalau perlu me-manaje rute lari gue.
Tahu gini kan gue ngga perlu bermalas-malasan dari dulu. Dan kalau ada duit, gue ikhlas mau donasi buat TrainRunner.
Click to enlarge
Pilihan gue jatuh pada Mac-only software : TrailRunner. Software gratisan ini cukup advance dan bisa menjadi partner Nike + iPod. Selain memiliki feature import data kegiatan lari yang tercatat di iPod nano, software ini juga bisa import data track & waypoint dari GPS - dengan catatan, saat olahraga lari harus menenteng GPS device. TrailRunner tidak membatasi jenis GPS device khusus seperti Garmin ForeRunner 201 tapi segala device seperti Garmin eTrex Summit gue. Dengan berbekal USB to serial cable, data dari GPS device bisa langsung terolah di TrailRunner.
Feature lainnya adalah import gambar peta. Gue ambil gambar peta komplek rumah gue dari Cybermap CBN.net.id dan dikalibrasi dengan 2 waypoint. Setelah terkalibrasi, gambar peta bisa digunakan untuk memperhitungkan jarak tempuh dan merancang rute-rute sesuai kebutuhan. Selain itu, TrailRunner bisa mengambil gambar-gambar peta dari jasa penyedia online WMS (world mapping services). Bahkan jika perlu mengambil dari gambar satelit Google Earth atau Flash Earth.
Click to enlarge
Setelah gue merancang rute & melihat report kegiatan, gue bisa mem-publikasikan report ini dalam bentuk blog. Bisa melalui FTP dan *cihuy* .Mac! Contohnya bisa dilihat di sini.
Selain mem-publikasikan ke blog, report & rute bisa gue export ke iPod - dengan menggunakan feature NanoMaps. Lewat iTunes, TrailRunner akan generate gambar berseri dari peta & rute yang dirancang ke iPod nano, sehingga pada saat gue lari nanti, gue bisa tetap pada jalur dan rute yang ditentukan dengan melihat layar iPod nano (menu Photos>Photo Library). Selain itu juge bisa lewat informasi text dengan membuka menu Extras>Notes>TrailRunner.
Gambar berseri NanoMap di layar iPod nano
Secara umum, buat gue pribadi software ini keren abis. Gue mendapatkan kesenangan baru dalam melakukan kegiatan berolahraga. Jika saat gue lari didukung oleh sensor Nike & iPod nano, setelah selesai gue bisa melihat catatan kegiatan dengan cara yang keren dan kalau perlu me-manaje rute lari gue.
Tahu gini kan gue ngga perlu bermalas-malasan dari dulu. Dan kalau ada duit, gue ikhlas mau donasi buat TrainRunner.
Thursday, January 11, 2007
iPhone : Newton Reborn?
r
Foto milik Apple Inc.
Apple baru announce produk terbaru mereka : iPhone. Pada saat announcment produk tersebut, gue sengaja SMS-in temen-temen gue di kantor (jam 2 dini hari), supaya besok ketemu di kantor pada heboh. Benar saja, di kantin tidak habis-habisnya ngomongin si iPhone ini. Mulai dari decak kagum sampai wondering.
Komentar "bentuknya-tidak-seperti-yang-diharapkan" paling sering disebut-sebut : biasa banget, kaya O2, frame silver-nya bikin ilfil dan sempat tercetus bahwa masih lebih keren desain-nya Newton. Yha selera orang beda-beda. Tapi jika melirik komentar teman-teman di milis id-mac & id-apple, reaksi negatif fisik iPhone juga terangkat. Walau toh ujung-ujungnya ada juga yang membela, seperti komen Boy Avianto (gue demen sama komen ini) :
Sentuhan kimiawi yang berlaku saat kita (misal) mengelus tangan pacar kita ternyata berlaku juga untuk produk-produk Apple, dalam hal ini iPhone (nantinya). Dan seterusnya, kita akan menemukan banyak inner beauty dari pacar.. ng .. maksudnya iPhone ini. Dengan melihat demo video-nya saja, gue bisa bilang bahwa produk ini revolusioner. Dan tentu saja, meninggalkan banyak tanya yang bikin penasaran. Silakan cek ke website-nya dan silakan berlatih mencubit layar iPhone untuk melakukan fungsi zoom. You'll see.
Untuk gue pribadi, hadirnya iPhone mengobati rindu akan lahirnya kembali Apple PDA setelah Newton dikubur dalam-dalam sejak Steve Jobs pulang ke Infinite Loops, Cupertino, California 10 tahun silam. Sudah saatnya mempensiunkan PalmOS gue, kembali ke pelukan Apple dan menabuh genderang racun pada pengguna Windows Mobile PDA di kantor gue. Sampai jumpa di tahun 2008!
Foto milik Apple Inc.
Apple baru announce produk terbaru mereka : iPhone. Pada saat announcment produk tersebut, gue sengaja SMS-in temen-temen gue di kantor (jam 2 dini hari), supaya besok ketemu di kantor pada heboh. Benar saja, di kantin tidak habis-habisnya ngomongin si iPhone ini. Mulai dari decak kagum sampai wondering.
Komentar "bentuknya-tidak-seperti-yang-diharapkan" paling sering disebut-sebut : biasa banget, kaya O2, frame silver-nya bikin ilfil dan sempat tercetus bahwa masih lebih keren desain-nya Newton. Yha selera orang beda-beda. Tapi jika melirik komentar teman-teman di milis id-mac & id-apple, reaksi negatif fisik iPhone juga terangkat. Walau toh ujung-ujungnya ada juga yang membela, seperti komen Boy Avianto (gue demen sama komen ini) :
Casing design. Hmm, saya waktu pertama kali liat iPod di gambar/foto
terus terang tidak tertarik sama sekali =). Reaksinya biasa aja, ah
another MP3 Player, looks cute and it's white, great but not so
magically great.
Tapi waktu udah pegang dan nyobain... Lain cerita, langsung ada reaksi
kimia antara tangan dan otak dan keluar pernyataan "I want to have
this!!!"... Memang terkutuk desainer iPod hehehe.
Intinya, kalau hanya melihat dari foto atau gambar... Ehm, emang
kurang afdol. Jadi menurut saya sih, don't judge the device from its
pictures or photos. Kita liat aja nanti kalau udah beneran bisa
dipegang.
Sentuhan kimiawi yang berlaku saat kita (misal) mengelus tangan pacar kita ternyata berlaku juga untuk produk-produk Apple, dalam hal ini iPhone (nantinya). Dan seterusnya, kita akan menemukan banyak inner beauty dari pacar.. ng .. maksudnya iPhone ini. Dengan melihat demo video-nya saja, gue bisa bilang bahwa produk ini revolusioner. Dan tentu saja, meninggalkan banyak tanya yang bikin penasaran. Silakan cek ke website-nya dan silakan berlatih mencubit layar iPhone untuk melakukan fungsi zoom. You'll see.
Untuk gue pribadi, hadirnya iPhone mengobati rindu akan lahirnya kembali Apple PDA setelah Newton dikubur dalam-dalam sejak Steve Jobs pulang ke Infinite Loops, Cupertino, California 10 tahun silam. Sudah saatnya mempensiunkan PalmOS gue, kembali ke pelukan Apple dan menabuh genderang racun pada pengguna Windows Mobile PDA di kantor gue. Sampai jumpa di tahun 2008!
Subscribe to:
Posts (Atom)